
Salah satu rumah industri jasa Londre
Karangnongko ~ Laundry atau londre ,merupakan istilah keren
masa kini menggantikan sebutan mencuci pakaian alias ‘umbah-umbah’ atau
‘ngumbahi’ yang sangat familiar di pedesaan utamanya pulau Jawa.
Industri jasa londre awalnya diperkenalkan dan
memasuki dunia perkotaan , dimana masyarakatnya sibuk .Karena kesibukan itulah
mereka beralasan kekurangan waktu untuk mengerjakan beberapa jenis pekerjaan
salah satunya mencuci pakaian alias ngumbahi .Terutama para siswa atau
mahasiswa yang kos merupakan pangsa pasar
londre yang sangat potensial.
Akhir-akhir
ini industri jasa londre berkembang dengan pesat bahkan merembet ke
wilayah perdesaan.Masyarakat pinggiran dan perdesaan pun saat ini ‘gandrung’
dan tergila-gila dengan londre.Ada yang sekedar gengsi namun ada pula yang
menjadi kebutuhan menggunakan jasa londre tersebut .
Menurut
observasi kontributor klaten info di sekitar pasar Kembang ,termasuk Kadilaju
menjamur rumah jasa londre.Sekurangnya ada puluhan usaha bidang jasa ini
.Memang faktanya dapat membuka lapangan kerja baru,setidaknya setiap rumah
londre dapat memperkejakan dua hingga tiga orang tenaga kerja.
Ny
Darto menuturkan ,bahwa dengan adanya londre dapat meringankan pekerjaan
rumah.Paling tidak untuk setrikanya.Biayanya relatif murah dan terjangkau
,daripada minta bantuan orang belum tentu profesional dan masih harus
menyediakan peralatan serta menambahi beban listrik katanya.Dirumah tidak
sempat dan juga pertimbangan umur semakin lanjut tenaganya kian loyo,imbuhnya.
Menurut salah satu pengusaha jasa londre Erna ,kami memasang tarif untuk Cuci dan
setrika paket sehari Rp 3.000,00/kg ,paket dua hari Rp 2.750,00/kg dan untuk
paket 3 hari Rp 2.500,00/kg.Sedangkan khusus setrika paket sehari Rp
2.000,00/kg , dua hari Rp 1.750,00 dan tiga hari Rp 1.500,00/kg demikian
urainya kepada kontributor klaten info.
Erna
mengaku kelarisan sejak mulai berdiri dua tahun lalu, merasa tidak takut
bersaing karena sudah memiliki banyak langganan .Bahkan saat erupsi gunung
Kelud sempat menolak order saking banyaknya pekerjaan.
Budaya
ngumbahi saat ini dirasakan mulai luntur ,lebih-lebih dengan hadirkan jasa londre.Anak-anak zaman sekarang dimanja
orang tua , tidak dilatih ngumbahi pakaiannya sendiri seperti zaman dulu,
kasihan biar fokus sekolah katanya.Sehingga ketika menjadi siswa atau mahasiswa
dan kos di kota mereka tidak familiar dengan umbah-umbah,kemudian mempercayakan
pada londre,demikian penuturan Narmi
mengakhiri pembicaraan dengan klaten info.
Oleh : Kiswanto
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !